Mengapa Orang Tua Zaman Dulu Keras Dalam Mendidik Anak
Mengapa Orang Tua Zaman Dulu Keras Dalam Mendidik Anak
Saat ini sering sekali kita dengar ada orang yang selalu membandingkan masa kecil dan remajanya dengan anak-anak zaman sekarang dalam urusan mendidik anak . Misal saja ketika kita melihat berita atau informasi kekerasan terhadap anak sekolah zaman sekarang, sering mendengar ucapan seperti : "Sekarang banyak orang tua sedikit-sedikit lapor ke polisi gara-gara dikerasin sama guru" atau Orang tua yang dilaporkan melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri oleh tetangga atau kerabat dekat. Padahal pada zaman dahulu itu adalah hal yang biasa dalam cara mengajari agar seorang anak dapat menyadari kesalahannya atas yang dia perbuat.
Suasana kelas sekolah |
Bagi Generasi X dan beberapa sebagian dari generasi Milenial mungkin akan menganggap wajar dan bangga karena masa anak-anak mereka dididik dengan cara keras oleh orang tua untuk menjadikan generasi yang tangguh. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan secara keras ini menyebabkan dua hal yang berbeda yaitu generasi yang tangguh dan generasi yang mentalnya rusak. JIka dilihat dari masa saat dulu perpeloncoan di dunia pendidikan pun terlahir dari kerasnya lingkungan dimana pendidikan militerisme banyak dianut oleh sebagian masyarat pada massa itu.
Lain halnya dengan zaman sekarang cara mendidik anak dengan kekerasan fisik memang sudah tidak relevan untuk diterapkan. Sehingga tidak heran seiringnya perlindungan ketat pada kekerasan anak menjadikan Generasi Z saat ini dinilai lembek dan mudah depresi dan stres. Generasi Z tidak sekuat secara mental akan kerasnya hidup yang mereka jalani, contohnya saja seperti diperlakukan keras sedikit atau dibentak menjadi mudah depresi dan stres.
Jadi apa yang menjadikan orang tua atau guru pada zaman dulu cara mendidik anak dengan begitu keras ?
1. Generasi yang tumbuh pada masa perang
Generasi X tumbuh dan mendapatkan didikan keras secara tidak langsung dari masa yang dialaminya saat masa perang, generasi ini lahir biasanya antara tahun 1965 sd 1980 sehingga cara didikan orang tuanya yang lahir pada generasi 1920 sd 1945 memiliki masa yang penuh dengan kekerasan dilingkungannya saat itu. Selain itu adanya transisi dari penjajahan hingga sampai puncaknya kemerdekaan. Maka pada generasi X ini dipastikan memiliki karakter yang keras yang terbawa kepada cara dalam mendidik anak.
2. Tidak ada Undang-undang perlindungan anak
Orang tua kita saat dulu menerima pendidikan pada masa sekolahnya mengalami kerjamnya dan keras para guru dalam cara mendidik anak disekolah. Perlakuan kekerasan seperti ditampar, dicubit, hukuman pushup sampai dilempar penghapus papan tulis merupakan kerjadian biasa pada masa sekolah dan pada masa itu tidak ada satupun murid atau orang tua melaporkannya ke pihak berwajib/polisi. Guru-guru zaman itu memang memiliki karakter keras dari hasil warisan yang didapkan saat zaman penjajahan sampai dengan masa kemerdekaan. Saat itupun tidak adanya Undang-undang dalam perlindungan anak.
Berbeda dengan zaman sekarang, guru tidak lagi dapat secara ringan dalam melakukan kekerasan fisik terhadap muridnya, jika saja ada salah seorang guru yang melakukannya maka guru tersebut mungkin saja ketika murid melapor kepada orang tua dan dilaporkan ke polisi dapat pidana karena adanya Undang-undang perlindungan anak saat ini. Konsekuensi adanya Undang-undang perlindungan anak itu seringkal generasi zaman sekarang atau generasi Z tidak menunjukan rasa hormat kepada guru mereka.
3. Generasi yang tumbuh pada masa damai
Periode zaman sekarang di dunia meripakan periode terdamai sepanjang sejarah, meski ada beberapa terjadinya peperangan di beberapa wilayah tertentu namun wilayah damai mendominasinya. Masa-masa damai ini dialami generasi z sehingga cara didikannya pun tidak semata-mata melalui kekerasan, karena memang tekanan dalam kehidupan zaman telah hilang pengaruhnya, sebaliknya generasi sekarang sangat menjaga sekali mental ana-anak dalam hal pendidikan saat ini.
Nah itulah beberapa alasan orang tua zaman dulu keras dalam mendidik anak, karena memang zaman telah berubah dan perilakunya pun berubah seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan lainnya.
simak artikel lainnya di situs ini.
Mantap
BalasHapus